Selasa, 06 Desember 2011

Hasil Pengamatan Uji Sensorik dan Motorik Pada Mencit

1 komentar



IV.      Hasi Pengamatan
a.         Uji sensoris (Uji Penciuman)



Mencit
NH4OH
Kayu Putih
Parfum
1
+
+
+
2
+
+
+
3
+
+
+

Pembahasan
Pada praktikum uji sensoris (penciuman) mencit 1,2, dan 3 setelah mencium NH4OH akan di hasilkan, presentasi dalam alat gerak penciumannya bernilai +1 sama dengan halnya setelah mencium kayu putih dan parfum karena sistem saraf pada mencit hampir sama dengan dengan manusia sehingga mencit sering digunkan untuk proses penelitian dalam hal mengetahui tentang manusia.

b.         Gerak Refleks (Membalikan Badan)



Mencit
Normal
Asap Rokok
Asap Obat Nyamuk
1
1 detik
2 detik
2 detik
2
1 detik
1 detik
1 detik
3
1 detik
1 detik
2 detik
t
3:3=1
4:3=0,6
5:3=1,6

c.          Gerak Refleks Menghindari Jurang 



Mencit
Normal
Asap Rokok
Asap Obat Nyamuk
1
2 detik
3 detik
4 detik
2
2 detik
0 detik
0 detik
3
2 detik
0 detik
3 detik
t
6:3=2
3:3=1
7:3=2,3

d.         Gerak Refleks Geotaksi Negatif



Mencit
Normal
Asap Rokok
Asap Obat Nyamuk
1
0 detik
4 detik
0 detik
2
3 detik
4 detik
2 detik
3
0 detik
3 detik
4 detik
t
3:3=1
11:3=3,6
6:3=2

Pembahasan
Ketiga Mencit yang sudah di uji cobakan untuk melihat uji motorik (gerak refleks) yang pertama dengan cara membalikan badan bisa dilihat tabel di atas yaitu ke 3 mencit dalam keadaan normal atau tidak ada perlakuan hanya dengan waktu 1 detik saja, kemudian mencit ke-1 setelah diberi perlakuan asap rokok dengan waktu 2 detik sedangkan pada mencit ke-2 dan ke-3 hanya  dengan waktu 1 detik, lalu setelah diberi perlakuan asap obat nyamuk pada mencit ke-1 dan ke-3 dalam membalikan badannya dengan waktu 2 detik sedangakan mencit ke-2 hanya dengan waktu 1 detik dalam gerak refleks membalikkan badannya.
Kedua dengan menghindari jurang bisa dilihat dilihat tabel di atas yaitu ke 3 mencit dalam keadaan normal atau tidak ada perlakuan dengan waktu 2 detik semua, kemudian mencit ke-1 setelah diberi perlakuan asap rokok dengan waktu 3 detik sedangkan pada mencit ke-2 dan ke-3 hanya  dengan waktu 0 detik, lalu setelah diberi perlakuan asap obat nyamuk pada mencit ke-1 dalam menghindari jurang dengan waktu 4 detik sedangakan mencit ke-2 hanya dengan waktu 0 detik dan mencit ke-3 dengan waktu 3 detik dalam gerak refleks  menghindari jurang.
Ketiga dengan gerak refleks geotaksi negative ke 3 mencit dalam keadaan normal atau tidak ada perlakuan dengan waktu yang berbeda yaitu mencit ke-1 dan ke-3 dengan waktu 0 detik, ke-2 dengan waktu 3 detik, kemudian mencit ke-1 dan ke-2 setelah diberi perlakuan asap rokok dengan waktu 4 detik sedangkan pada mencit ke-3 hanya  dengan waktu 3 detik, lalu setelah diberi perlakuan asap obat nyamuk pada mencit ke-1 dalam geotaksis negative hanya dengan waktu 0 detik sedangakan mencit ke-2  dengan waktu 2 detik dan mencit ke-3 dengan waktu 4 detik dalam gerak refleks  geotaksis negatif.

e.         Uji Motorik : Lokomosi Berjalan



Mencit
Normal
Asap Rokok
Asap Obat Nyamuk
1
Step
Step
Step
2
Step
Step
Stride
3
Stride
Step
Stride

f.           Uji Motorik : Lokomosi Berenang



Mencit
Normal
Asap Rokok
Asap Obat Nyamuk
Ket
SAB
SB
PAB
SAB
SB
PAB
SAB
SB
PAB
1
2
4
2
3
1
1
1
1
2
Naik
2
2
4
2
3
4
3
2
4
2
Naik
3
2
4
2
1
3
2
3
1
3
Naik

Pembahasan
Pada praktikum  uji motorik dengan lokomosi berjalan dengan keadan normal atau tidak ada perlakuan pada mencit ke-1 dan ke-2 lokomosi berjalannya dengan step atau pijakan saja sedangkan pada mencit ke-3 lokomosi berjalannya dengan stride atau langkah komplit dengan 4 kaki. Kemudian setelah diberi perlakuan asap rokok ketiga mencit tersebut lokomosi berjalannya dengan step, lalu perlakuan asap obat nyamuk mencit ke-1 dengan step sedangkan mencit ke-2 dan ke-3 lokomosi berjalannya dengan stride(langkah komplit dengan 4 kaki).
            Dan Praktikum uji motorik dengan lokomosi berenang dengan keadaan normal pada SAB (sudut arah berenang) ketiga mencit tersebut berputar-putar sedangkan SB (sudut berenang) ketiga mencit tersebut kepala dan seluruh telinga ada di atas permukaan air dan juga pada PAB (penggunaan anggota badan) ketiga mencit tersebut menggunakan keempat anggota badan. Kemudian lokomosi berenang dengan perlakuan asap rokok sudut arah berenangnya mencit ke-1 dan ke-2 tersebut lurus dan mencit ke-3 dengan terapung, sedangkan pada sudut berenang pada mencit ke-1 dengan permukaan kepala dan sebagian hidung di atas permukaan air, lalu pada mencit ke-2 dengan kepala dan seluruh telinga ada di atas permukaan air, dan pada mencit ke-3 dengan bagian kepala, mata dan setengah telinga di atas permukaan air, dan terakhir penggunaan anggota badan pada mencit ke-1 tidak menggunakan anggota badan, pada mencit ke-2 menggunakan kedua kaki depan saja. Lalu lokomosi berenang dengan perlakuan asap obat nyamuk sudut arah berenangnya pada mencit pertama terapung, mencit ke-2 berputar-putar, dan mencit ke-3 lurus, sedangkan sudut berenangnya pada mencit ke-1 dan ke-3 dengan permukaan kepala dan sebagian hidung di atas permukaan air, dan mencit ke-2 kepala dan seluruh telinga ada di ats permukaan air, dan terakhir penggunaan anggota badan pada mencit k-1 dan ke-2 menggunakan keempat anggota badan, dan mencit ke-3 menggunakan kedua kaki depan saja.

Pertanyaan:
1.         Profil mencit (taksonomi, morfologi (gambar), habitat, prilaku, daur hidup, kisaran toleransi suhu, respirasi, reproduksi,dll).
Jawaban:
1.         Profil mencit
Taksonomi:
Kerajaan : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Mammalia
Ordo        : Rodentia
Famili       : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus       : Mus
Spesies     : M. musculus
Morfologi:
Tikus rumah 65-95 mm panjang dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka, mereka adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar dalam warna dari cokelat muda sampai hitam, dan mereka umumnya memiliki putih atau bellys Buffy. Mereka memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Mereka berkisar 12-30 g berat badan. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dengan bintik-bintik.

Geographic Range
Mus musculus mungkin awalnya telah didistribusikan dari wilayah Mediterania ke Cina, tapi kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan manusia dan hidup sebagai teman semakan manusia.
Habitat:
Tikus rumah umumnya tinggal di dekat dengan manusia – di rumah-rumah, gudang, lumbung, dll Mereka juga menduduki ladang yang ditanami, fencerows, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi mereka jarang menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas di ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca dingin. Karena asosiasi mereka dengan manusia, tikus rumah telah dapat mendiami daerah-daerah yang tidak ramah (seperti tundra dan padang pasir) yang mereka tidak akan dapat menempati secara mandiri.
Kisaran toleransi suhu:
Mencit merupakan hewan endoterm. Berbeda dengan hewan ektoterm yang laju metabolismenya berubah-ubah sesuai suhu lingkungan, hewan endoterm cenderung menjaga suhu tubuh yang konstan. Akan tetapi, mereka secara umum membutuhkan lebih banyak energi untuk menjaga kekonstanan suhu tubuhnya yang cukup tinggi tersebut.
Respirasi:
Berdasarkan Gordon (1977), dalam keadaan istirahat, seekor mencit memiliki laju konsumsi oksigen sebesar 2,5 ml/gr/jam, sedangkan pada saat aktif sebesar 20 ml/gr/jam. Hasil pengukuran yang didapat saat praktikum menunjukan bahwa laju konsumsi oksigen oleh mencit adalah sebesar 9.794275 ml O2/gram/jam. Hal ini menunjukan bahwa mencit ini tidak sedang berada dalam keadaan istirahat, namun tidak dalam keadaan yang sangat aktif pula.
Reproduction:
Tikus rumah memiliki sistem perkawinan poligini. Penemuan baru-baru ini lagu ultrasonik dihasilkan oleh tikus jantan, saat berhubungan dengan jenis kelamin perempuan feromon, menunjukkan bahwa perilaku ini mungkin terlibat dalam pasangan pilihan(http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Di dalam penelitian-penelitian biologi, farmasi, dan kedokteran, mencit (Mus musculus L.), tikus (Rattus norvegicus L.), dan kelinci (Oryctolagus cuniculus L.) sering digunakan sebagai hewan uji (penelitian praklinik) karena memiliki struktur dan fungsi organ-organ tubuh yang mirip dengan manusia serta memiliki respons yang juga mirip terhadap pengaruh bahan-bahan atau agen-agen yang dicobakan. Umur yang singkat, jumlah anakan yang banyak, dan cara pemeliharaan yang relatif mudah juga merupakan hal-hal penting yang dipertimbangan oleh para peneliti dalam memilih hewan uji untuk riset mereka. Saat ini penulis tengah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat kuda laut terhadap sistem reproduksi mammalia jantan dan betina untuk menjawab mitos yang telah berumur ratusan tahun ini. Penelitian biomedis dan farmakologi mengenai khasiat kuda laut sebagai obat terhadap berbagai penyakit dan gangguan fisiologis juga tengah direncanakan. Mencit betina hamil sebanyak 60 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 sebagai kontrol diberi aquades 1 ml/hari. Kelompok 3 sampai 6 merupakan kelompok perlakuan diberi ekstrak rimpang pacing masing-masing dengan dosis 500, 1000, 1500, dan 2000 mg/kgBB.
(http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Perlakuan diberikan secara oral pada mencit hamil pada hari ke 6 sampai 12 yaitu periode organogenesis. Parameter yang diamati meliputi morfologi luar, berat dan panjang fetus, tingkat kekerdilan, jumlah fetus per-induk, yang hidup, mati, cacat, atau terjadi resorbsi. Struktur anatomi organ dalam fetus juga diamati dengan metode bedah silet. (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
Siklus Estrus Pada Mencit. Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Berikut adalah penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang terjadi:
1.         Fase Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2004), hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 2006). Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Anonim, 2009 A). Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus ( A.Tamyis, 2008).
(http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
2.      Fase Metestrus
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
3.      Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
4.      Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (A.Tamyis, 2008).

V.        Kesimpulan
Dari hasil praktikum keseluruhan tentang uji sensorik dan uji motorik yang dilakukan pada hewan yaitu mencit . Pada dasarnya, sistem saraf pada mencit hampir sama dengan dengan manusia sehingga mencit sering digunkan untuk proses penelitian dalam hal mengetahui tentang manusia. Dalam penelitian atau praktikum yang yang telah dilaksanakan ada tiga mencit yang digunakan adalah 3 individu mencit. Terdapat perbedaan datayang diperoleh dari dua data tersebut.
Pada mencit ketiganya lebih lambat dalam uji motoriknya hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas sebelumnya yang dapat menyebabkan stress pada mencit akibat adanya perlakuan yang tidak biasa. Hal ini juga dapat juga terjadi karena keadaan fisik yang berbeda antara mencit yang satu dengan yang lainnya.
Namun demikian terdapat persamaan dalam tingkah laku pada lokomosi berenang antara arah, sudut dan penggunaan angota badan. Juga dalam hal pola berjalan juga sama diantara kedua mencit tersebut. Yakni pertamanya kaki depan sebelah kiri dan kaki belakang sebelah kanan. Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di  perkotaan.
Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.

VI.            Daftar Pustaka
·            Basoeki, Soejono.1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdigpad.
·            Cartono. M,P.M.T. Biologi Umum. Bandung: Pigma Press.
·            Darmadi, Goenarso.2006.Fisiologi Hewan.Jakarta: Universitas Terbuka.
·            Tim, Pengajar.2010. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Bandung: Prodi Pendidikan Biologi.

 
BIOLOGY EDUCATION creditosbtemplates creditos Templates by lecca 2008 .....Top