RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA N 1 PURWADADI
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 2
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
A. Standar Kompetensi
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
B. Kompetensi Dasar
3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.
C. Indikator
1. Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku dan biji.
2. Menjelaskan siklus hidup tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
Setelah mempelajari ini siswa diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut,paku dan biji.
2. Siswa dapat menjelaskan siklus hidup tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
b. Afektif
1. Semangat, motivasi siswa dalam belajar.
2. Keseriusan dalam belajar.
B. Materi Pokok
a. Cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku dan biji
1. Tumbuhan Lumut
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid.
b. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
a. Vaginula (kaki)
o Seta (tangkai)
o Apofisis (ujung seta yang melebar)
o Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
CONTOH-CONTOH SPESIES LUMUT
a) Kelas HEPATICAE (lumut hati) :
Siklus hidup lumut hati mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuhnya agak berbeda. Di dalam sporangium terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut eletra. Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan sel yang disebut gemma. merupakan tumbuhan berumah dua karena setiap individu menghasilkan 1 macam gamet. Marchantia polymorpha >>
bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.
b) Kelas MUSCI (lumut daun) :
Lumut yang banyak dikenal, hamparan sering terdapat di tempat-tempat yang lembab. Tubuh gametofit lumut daun memiliki gametangium di bagian atasnya. Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehinnga dapat dibedakan antara tumbuhan jantan dan betina. Akan tetapi, ada juga yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan.
c) Lumut Tanduk(Anthocerotophyta)
Pada spesies ini, arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit.
Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.
Ø Daur Hidup Lumut
Ø Skema Metagenesis Lumut
2. Tumbuhan Paku
Reproduksi tumbuhan paku lebih rumit jika dibandingkan dengan tumbuhan berpembuluh lainnya. Proses reproduksi hanya akan terjadi jika cukup kandungan air di lingkungan hidupnya sampai proses reproduksi selesai. Akibatnya tumbuhan paku tidak akan bereproduksi jika kadar air di lingkungannya kurang.
Tumbuhan paku memiliki dua bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit (n), dan bentuk sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara pergiliran keturunan sporofit dengan keturunan gametofit yang dikenal dengan istilag metagenesis.
§ Metagenesis Tumbuhan Paku
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
3. Tumbuahn Berbii
a. Reproduksi Vegetatif ( Reproduksi Aseksual)
Merupakan cara reproduksi tanpa melibatkan gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi vegetative dapat terjadi secara alami atau buatan
· Reproduksi Vegetatif Alami
Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi memiliki sifat-sifat yang berbeda dari induknya. Pada proses pebentukan buah dan biji, pollen dari suatu tumbuhan membuai bunga dari tumbuhan lain, tumbuhan membawa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan kombinasi karakter yang beragam pada generasi berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi pada reproduksi aseksual.
· Reproduksi Vegetatif Buatan
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif telah lama dimanfaatkan manusia. Cara perbanyakan vegetatif buatan yang paling banyak dilakukan adalah melalui stek, menurut organ yang digunakan dikenal stek batang, stek akar dan stek daun. Stek batang merupakan cara paling lazim digunakan, biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan semak. Stek akar sering dilakukan pada perbanyakan tanaman sukun. Stek daun banyak dilakukan pada beberpa tanaman hias derupa herba seperti African violet, Begonia, Peperomia serta beberapa tumbuhan lain yang berdaun tebal.
b. Reproduksi Generatif (Reproduksi Seksual)
Bunga: Alat Reproduksi Seksual
Secara evolusi kesuksesan suatu organisme diukur dari kemampuannya menghasilkan keturunan yang fertile. Oleh sebab itu dari sudut pandang evolusi seluruh struktur dan fungsi dari organ tumbuhan diarahkan untuk memberikan dukungan dalam mekanisme reproduksi. Pada tumbuhan tinggi srtuktur yang secara khusus bertugas dalam proses reproduksi adalah bunga.
Benang sari merupak alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (polen). Polen dibentuk dan disimpan di dalam kotak sari. Bagian paling dalam pada
bunga adalah putik (gynoecium). Putik terbentuk sebgai hasil pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau beberapa daun buah. Putik terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Bagian paling bawah biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung bakal biji (ovul).
2. Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (style).
3. Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga yang sama atau bunga-bunga lain yang dibawa oleh angina maupun serangga ditangkap pada peristiwa penyerbukan. Bentuk stigma sangat beragam ada yang kecil runcing, sedikit mengembang atau bercabang-cabang membentuk lengan-lengan.
· Perkembangan Gamet Jantan dan Betina
Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergantian generasi haploid (n) dengan generasi diploid (2n). Akar, batang daun dan sebagian besar struktur reproduktif tanaman angiospermae dan gymnospermae lainnya bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan sebutan sporofit. Pada angiospermae sporofit menghasilkan struktur khusus berupa anter (kotak sari) dan ovule (bakal biji) yang sel-selnya akan mengalami meiosis. Anter (kotak sari) pada umumnya terdiri atas 4 kantong polen (serbuk sari) yang masing-masing berupa ruangan memanjang. Pada awal perkembangan anter (kotak sari) mampu berkembang dan disebut dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami pembelahan meiosis, setiap sel menghasilkan 4 sel haploid yang disebut mikrospora. Selanjutnya mikrospora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk 2 sel yaitu sel tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.
Kedua sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang tebal dalam suatu struktur butiran yaitu butir serbuk sari (polen). Bila serbuk sari telah masak, dinding anter (kotak sari) membuka dan menebarkan butir-butir serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan angiospermae butir serbuk sari berfungsi sebagai gametofit jantan yang menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel sperma.
§ Pembuahan
Merupakan proses penyatuan atau peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Biasanya, proses pembuahan tersebut terjadi tidak lama setelah proses penyerbukan.
Ø Tumbuhan Biji Terbuka (Pinophyta atau Gymnospermae)
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
· Daur hidup gymnosperma
Pada generasi sporofit, tumbuhan gimnosperma menghasilkan heterospora berupa mikrospora dan megaspore. Mikrospora berkembang menjadi mikrogametofit dan berisi serbuk sari. Setelah dilepas, butir-butir serbuk sari berkembang menjadi sperma. Sementara itu, megaspore berkembang menjadi megagametofit. Pada saat penyerbukan, serbuk sari melekat pada bakal biji. Selanjutnya, sperma bergerak menuju sel telur melalui buluh serbuk sari. Jika terjadi pembuahan, maka terbentuk zigot yang berkembang menjadi embrio dan biji. Jika biji tersebut jatuh pada tempat yang sesuai, maka biji akan tumbuh berkembang menjadi tumbuhan baru.
Ø Tumbuhan Biji Tertutup (Magnoliophyta atau Angiospermae) v Daur hidup tumbuhan berbunga Inti kandungan lembaga primer membelah tiga kali berturut-turut sehingga terbentuk delapan inti, yaitu: § Tiga inti di daerah mikropil, 1 sel telur, 2 sel pengapit sel telur (sinergid) § Tiga inti di daerah kalaza (antipoda) § Dua inti bergerak ke bagian tengah kanduga lembaga kandungan sekunder Pada angiospermae, proses pembentkan lembaga atau embrio dapat terjadi. Melalui proses pembuahan dan tanpa proses pembuahan. Kedua macam proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pembentukan lembaga melalui proses pembuahan § Spermatogenesis (proses pembentukan sperma) Di dalam benang sari (mikospora) mkrosporangia sel induk mikospora sebuk sari (jumlah kromosom sama dengan setengah sel induk) § Oogenesis (proses pembentukan ovum) Di dalam putik (megaspore/makospora) megasporangia sel induk megaspore megaspore didalam ovula terjadi 3 kali mitosis membentuk 8 sel § Berdasarkan cara buluh serbuk sari mencapai kandungan lembaga di dalam bakal biji, pembuahan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: o Porogami, pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk melalui mikropil o Aporogami, pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk tisak melalui mikropi. a. Pembentukan Lembaga tanpa proses pembuahan Beberapa angiosperma adapt membentuk (embrio) tanpa melalui proses pembuahan (apomiksis), yaitu o Partogenesis, terbentuknya lembaga dari sel telur yang tidak dibuahi. o Apogamic, terbentuknya lembaga dari begian-bagian lain di dalam kandungan lembaga. Misalnya,sel sinergid. o Embrio adventif, terbentuknya lembaga dari salah satu sel sporofit. Misalnya salah satu sel nuselus yang tumbuh menjadi lembaga kemudian masuk ke dalam kandungan lembaga. Tumbuhan biji dibagi menjadi dua kelas berdasarkan jumlah keping bijinya, yaitu:
A. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran Cooperative Learning (CL) 2. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Diskusi B. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 1. Kegiatan Awal a. Introduksi 1) Guru mengucapkan salam dan menyiapkan segala sesuatunya. 2) Guru mengabsen siswa. b. Motivasi 1) Siswa dapat mengetahui cara reproduksi tumbuhan lumut, paku, dan biji 2) Siswa dapat membedakan tumbuhan lumut, paku dan biji 3) Siswa dapat menjelaskan siklus hidup tumbuhan lumt. Paku, dan biji . c. Pengetahuan prasyarat Sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan potensi diri kecakapan menggali dan mengolah informasi, bekerja sama dalam mengolah dan mengambil keputusan. d. Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1) Tanya jawab menggali potensi dan pengalaman siswa yang berhubungan dengan pengetahuan tentang tumbuhan di sekitar lingkungan. 2) Diskusi informasi tentang cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku, dan biji. b. Elaborasi Meminta siswa untuk mendiskusikan cara perkembangbiakan pada tumbuhan lumut, paku dan biji. c. Konfirmasi 1) Meminta siswa untuk melakukan diskusi kelas aatau kelompok. 2) Meminta siswa untuk menyebutkan cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, paku dan biji. 3) Memberikan penguaatan pada hasil diskusi (penguatan berupa konsep-konsep penting dan memberikan persetujuan bentuk rancangan yang benar. 3. Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan materi b. Memberikan kesempatan pada siswa yang belum mengerti untuk Bertanya c. Siswa disuruh membuat laporan kegiatan · Guru memberikan tugas tentang materi yang akan datang · Evaluasi C. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media pembelajaran Visual berupa gambar 2. Sumber Pembelajaran · Buku D.A Pratiwi, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga D. Penilaian 1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen · Uji kompetensi tertulis (PG) - Kognitif · Siswa yang aktif di kelas – Apektif 2. Contoh Instrumen : a. Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dengan cara memberi tanda silang pada huruf a,b,c,d dan e. 1) Alat reproduksi seksual lumut adalah . . . . a. spora b. anteridium c. arkegonium d. biji e. tunas 2) Hepaticopsida merupakan tumbuhan berumah dua karena . . . . a. dalam 1 individu terdapat dua macam spora b. setiap individu menghasilkan 1 macam gamet c. gamet jantan dan gamet betina dihasilkan oleh satu individu d. spora yang dihasilkan berbeda bentuk dan ukurannya e. satu individu menghasilkan spora jantan dan spora betina 3) Salah satu ciri tumbuhan paku yaitu . . . . a. menghasilkan spora sebagai alat reproduksi seksual b. batang berkambium dan membesar c. generasi sporofit lebih dominan daripada generasi gametofit d. belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun e. reproduksi aseksual dengan cara fragmentasi 4) Antara tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup terdapat perbedaan sebab pada tumbuhan berbiji terbuka . . . . a. terjadi pembuahan ganda b. bunganya tampak jelas c. terjadi pembuahan tunggal d. bakal bji terlindung daun buah e. batangnya tidak dapat membesar 5) Berikut adalah fase-fase dalam pergiliran tumbuhan paku 1. Spora 2. Zigot 3. Tumbuhan Paku 4. Sporangium 5. Sporofit 6. Protalium 7. Anteridium dan Arkegonium Urutan fase pergiliran tumbuhan paku yang benar adalah . . . . a. 1, 6, 7, 2, 3, 5, 4 b. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 c. 1, 4, 5, 2, 7, 3, 6 d. 1, 6, 7, 4, 5, 2, 3 e. 1, 6, 5, 3, 7, 2, 4 b. Umpan balik dan tindak lanjut Cocokkanlah hasil jawaban kalian dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban kalian yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kamu terhadap materi Kegiatan belajar 1. Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100% Arti Penguasaan yang anda capai : 90% – 100% = baik sekali 80% – 89 % = baik 70% – 79 % = cukup - 69% = kurang Jika tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar 2. Bagus !, akan tetapi apabila tingkat penguasaan anda kurang dari 80% , anda harus mengulang materi kegiatan belajar 1, terutama bagian yang masih belum anda kuasai. Kunci Jawaban Tes 1. a 2. b 3. a 4. c 5. a Nilai = Nilai yang diperoleh X 100 Skor Maximum E. PENILAIAN KOGNITIF KELAS X IPA WALI KELAS:. .
|