I.
JUDUL
: ENZIM DAN KERJA ENZIM
II.
TANGGAL
PRAKTIKUM : Rabu, 28 september, 2011
III.
TUJUAN
:
§ Mengetahui
kerja enzim pada proses pencernaan didalam mulut.
§ Mengukur
kerja enzim amylase dalam beberapa lingkungan suhu yang berbeda.
IV.
PENDAHULUAN
Enzim
merupakan substansi penting dalams setiap reaksi kimia dalam sel. Orang yang
pertama menemukan enzim adalah Edward dan Hans Buchner. Oleh karena enzim dapat
mempercepat reaksi kimia, berarti enzim merupakan rekasi katalis. Enzim
merupakan katalisator organic dan dibuat dalam sel makhluk hidup sehingga enzim
disebut juga biokatalisator (Cartono, 2004).
Enzim adalah protein katalitik yaitu suatu agen kimiawi
yang mengubahlaju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu. Tidak adanya
enzim, lalullintas kimiawi melalui
jalur-jalur metabolisme akan menjadi sangat macet. Suatuenzim dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan rintangan
energiaktivasinya. (Campbell, 2000).
1. Sifat
Enzim
a.
Selektif, karena enzim hanya dapat
bekerja pada substrat tertentu.
b.
Spesifik, karena hanya rekasi tertentu
yang dapat dikatalisasikan oleh enzim.
c.
Efisien, karena enzim dapat menurunkan
energy aktivitas.
d.
Enzim adalah katalisator, artinya enzim
dapat mempercepat suatu reaksi tanpa ikut menmgalami perubahan.
e.
Enzim bersifat reversible atau dapat
bekerja bolak-balik. Artinya enzim tidak menentukan arah reaksi, tetapi hanya
mempercepat reaksi sampai terjadi kesetimbangna. Hamper s eluruh jenis enzim
adalah protein.
f.
Enzim dapat bereaksi dengan baik pada
suhu 300C – 370C dan dapat bereaksi lebih cepat pada suhu lebih dari 500C.
namun pada suhu antara 600C – 700C, reaksi enzim menurun (Cartono, 2004).
2. Fungsi
Enzim
Fungsi
suatu enzim adalah katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun
diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim
dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai
kekhasan yang tingi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan
energy aktivasi suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy
(reaksi endergonik) dan adapula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan
energy (eksergonik) (Anna Poedjiadi, 1994).
3. Penggolongan
Enzim
Enzim
digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim
diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase, dan lain-lain.
Penggolongan ini diodasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan
(Anna Poedjiadi, 1994).
a. Golongan
I Oksidoreduktase
Enzim yang ternasuk dalam golongan ini
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase.
b. Golongan
II Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja
sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada
senyawa lain. Beberapa contoh enzim yang termasuk golongan ini adalah
meeetiltransferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase,
asiltransferase dan aminotrandferase atau disebut juga transminase (Anna
Poedjiadi, 1994).
c. Golongan
III Hidrolase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada
reaksi hidrolisis. Beberapa enzim dalam kelompok ini ialah esterase, lipase,
pofatase, amylase, aminopepetidase, karboksipeptidase, pepsin, tripsin,
kimotripsin (Anna Poedjiadi, 1994).
d. Golongan
IV Liase
Enzim yang termasuk golongan ini
mempunyai peranan penting dalam reaksi pemindahan suatu gugus dari satu
substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya. Contoh enzim golongan ini
natara lain dekarboksilase, aldolase, hidratase (Anna Poedjiadi, 1994).
e. Golongan
V Isomerase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja
pada reaksi perubahan intramolekuler, misalnya rekasi perubahan glukosa menjadi
fruktosa, perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa
trans dan lain-lain. Contoh enzim yang termasuk golongan ini antara lain
ribolosafosfat ipomerase dan glukosafosfat isomerase (Anna Poedjiadi, 1994).
f. Golongan
VI Ligase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja
pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karenanya enzim tersebut juga
dinamakan sintesa. Ikatan yang terbentuk anatara penggabungan tersebut adalah
ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. contoh enzim golongan ini antara lain glutamine
sintetase dan piruvat karboksilase (Anna Podjiadi, 1994).
4. Cara
Kerja Enzim
a)
Teori kunci dan anak kunci (oleh Emil
Fischer)
Mekanisme
kerjanya adalah enzim dimisalkan sebagai kunci gembok karenamempunyai lubang
(sisi aktif) yang akan berkaitan dengan substrat yang dimisalkan dengan anak
kuncinya.
b)
Teori Iduksi pas (oleh Daniel Khasland)
Mekanisme
kerjanya, permukaan e nzim tidak cocok dengan substrat. Oleh karena itu, saat
substrat berkaitan dengan enzim, substrat akan menggunakan bentuk molekul enzim
menjadi sesuai dengan subdtrat. Sisi aktif dapat diubah oleh substrat karena
sisi aktif enzim bersifat fleksibel (Cartono, 2004).
5. Factor
Yang Memperngaruhi Kerja Enzim
1) Suhu
2) Derajat
keasaman (pH)
3) Konsentrasi
substrat
4) Konsentrasi
enzim
5) Adanya
activator
6) Feedback
Inhibitor (http://www.idonbiu.com/2009/09/30/isozium dan cara kerja enzim).
7) Kadar
air
8) Zat
penggiat dan zat penghambat (Cartono, 2004).
6. Penghambatan
Kerja enzim
Setiap
enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda, yang ada didalam sel merupakan
sasaran potensial bagi bekerjanya setiap/suatu penghambat. Banyak zat kimia
telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimiawi, penghambatan ini dapat
mengakibatkan terganggunya metabolism atau matinya sel (Michaek J. Pelczar,
1988).
7. Kekurangan
Enzim
Kekurangan
enzim akan mengakibatkan penderita mengalami malagizi (kekurangan gizi), yang
akan mengakibatkan pada berkurangnya berat badan dan daya tahan tubuh yang
terus menurun.
(http://www.id.wikipesia.org/wiki/2009/09/30/enzim.pencernaan.html).
V.
Alat
dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
1.
Water Bath
|
1.
Salipa
|
2.
Beker gelas 25 ml
|
2.
Larutan amilum
|
3.
Tabung reaksi
|
3.
Larutan iod
|
4.
Pipet
|
4.
Larutan benedict
|
5.
Batang pengaduk kaca
|
5.
Es dan air es
|
6.
Gelas ukur
|
6.
Lugel
|
7.
Plat tetes
|
7.
Kue cracker es
|
8.
Aluminium foil
|
8.
Bensin spirtus dan kaki 3 + kasa
|
9.
Termometer
|
|
10. Kardus Bekas
|
|
11. Lumpang dan
alu porselin
|
VI.
Cara
Kerja
a.
Cara
kerja enzim amylase pada proses pencernaan di dalam mulut !
Ambilah
pada dua buah cracker sebagian dikunyah dan sebagian dtumbuk di dalam
lumpang
|
Simpanlah
hasil kunyahan dan tumbukan masing-masing pada tempat terpisah
|
Tetesi
kedua sempel dengan larutan iod 5 tetes
|
Lakukan
uji iod tersebut pada interpal waktu penguyahan 30 detik, 1 menit, 2 menit,
3 menit, 4 menit, 5 menit dan 10 menit.
|
Lanjutkan
pengamatan uji iod setelah seluruh sample tadi disimpan diruang tanpa
cahaya selama 30 menit.
|
Deskripsikan
hasil pengamatan dan terangkan mengapa demikian.
|
Amati
perubahan yang terjadi lau deskripsikan hasil pengamatan dan terangkan mengapa
demikian
|
b. Cara kerja enzim amylase pada beberapa suhu lingkungan
Sediakan
water bath yang dipasang dalam suhu 50C,150C, 250C, 350C, 450C, dan 550C.
|
Sediakan
filtrate saliva 2 ml tiap kelompok
|
Kumpulkan
saliva dalam beker gelas dan dilakukan homogenisasi
|
Kemudian ke dalam tabung masukan 20
ml larutan saliva :
§ Tabung
reaksi 1 disimpan pada suhu 50C (es)
§ Tabung
reaksi 2 disimpan pada suhu 150C (air es)
§ Tabung
reaksi 3 disimpan pada suhu 250C (suhu ruangan)
§ Tabung
reaksi 4 disimpan pada suhu 350C (water bath)
§ Tabung
reaksi 5 disimpan pada suhu 450C (bunsen)
§ Tabung
reaksi 6 disimpan pada suhu 55 0C (bunsen)
|
Catatlah
saat tercapainya titik akromatis untuk ke 6 macam suhu
|
Selama percobaan berlangsung
tabung reaksi tidak boleh keluar dari water bath dan suhunya harus dijaga
secara konstan.
|
Buatlah
grafik yang menunjukan hubungan antara temperature dan kerja enzim amylase.
|
Tentukan
pada grafik suhu optimum dan diskusikan hasil percobaan.
|
VII.
Hasil
Pengamatan
A. Kerja enzim amilase pada proses
pencernaan di mulut
Dikunyah Ditumbuk
Menit ke Uji iod
Gambar Warna Intensitas Gambar Warna Intensitas
30’’ Kuning kehitaman +4 Hitam +6
1’ Kuning +4 Hitam +6
2’ Kuning +4 Hitam +6
3’ Kuning kehitaman +6 Hitam +6
5’ Coklat
+5 Hitam +6
10’ Coklat muda +3 Hitam +6
Setelah selesai masukan kedalam dus selama 15 menit
B. Kerja enzim amilase pada beberapa suhu lingkungan
1. Suhu 50
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Biru kehitaman +6 Biru
+1
2 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
4 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
6 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
8 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
10 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
12 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
14 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
16 Hitam keunguan +4 Biru
+1
18 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
20 Hitam kebiruan +6 Biru
+1
22 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
24 Hitam keunguan +4 Biru
+1
26 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
28 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
30 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
2. Suhu 150
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Biru kehitaman +6 Biru
+1
2
Hijau pekat +5 Biru
+1
4
Biru keunguan +4 Biru
+1
6
Hijau +5
Biru
+1
8
Hijau kekuningan +3 Biru
+1
10
Hijau pekat +5 Biru
+1
12
Hijau kekuningan +3 Biru
+1
14
Kuning kecokelatan +2 Biru
+1
16
Kuning keemasan (orange tua) +1 Biru
+1
18
Orange tua +1 Biru
+1
20
Orange tua +1 Biru
+1
22
Kuning keemasan +1 Biru
+1
24
Kuning keemasan +1 Biru
+1
26
Kuning keemasan +1 Biru
+1
28
Kuning keemasan +1 Biru
+1
30
Kuning keemasan +1 Biru
+1
3. Suhu 250
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Hitam kebiruan +6 Biru +1
2 Hitam kebiruan +6 Biru +1
4
Hitam keabuan +5 Biru +1
6
Hitam keabuan +5
Biru +1
8 Hitam keunguan +4 Biru +1
10
Hijau +3 Biru +1
12
Hijau +3 Biru +1
14
Hijau kekuningan +2 Biru +1
16
Hijau kekuningan +2 Biru +1
18
Orange +1 Biru +1
20
Orange +1 Biru +1
22
Orange +1
Biru +1
24
Orange +1 Biru +1
26
Orange +1 Biru +1
28
Orange +1 Biru +1
30
Orange +1 Merah Bata +2
4. Suhu 350
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Biru kehitaman +6 Biru +1
2
Biru keunguan +5 Biru +1
4 Biru kehitaman +6 Biru +1
6
Biru keunguan +5 Biru +1
8
Kuning +3 Biru +1
10
Kuning +3 Biru +1
12
Kuning +3 Biru +1
14
Kuning +3 Biru +1
16
Orange +2 Biru +1
18
Orange +2 Merah bata +2
20
Orange +2 Merah bata +2
22
Orange +2 Merah bata +2
24
Orange +2 Merah bata +2
26
Orange +2 Merah bata +2
28
Orange +2 Merah bata +2
30
Orange +2 Merah bata +2
5. Suhu 450
Menit
Ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Hitam kebiruan +6 Biru +1
2 Hitam kebiruan +6 Biru +1
4 Hitam kebiruan +6 Biru +1
6 Hitam kebiruan +6 Biru +1
8 Hitam kebiruan +6 Biru +1
10
Hitam kehijauan +6 Biru +1
12
Hitam kehijauan +5 Biru +1
14
Hitam kehijauan +5 Biru +1
16
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
18
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
20
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
22
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
24
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
26
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
28 Hitam keunguan +4 Merah bata +2
30 Hitam keunguan +4 Merah bata +2
6. Suhu 550
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Hitam kebiruan +6 Biru +1
2 Hitam kekuningan +5 Merah bata +2
4
Hitam kehijauan +4 Merah bata +2
6
Hitam kehijauan +4 Merah bata +2
8
Hitam kehijauan +4 Merah bata +2
10 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
12 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
14
Hitam kecokelatan +2 Merah bata +2
16 Hitam keungguan +3 Merah bata +2
18 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
20 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
22 Hitam keungguan +3 Merah bata +2
24 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
26 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
28 Hitam keungguan +3 Merah bata +2
30 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
Dikunyah Ditumbuk
Menit ke Uji iod
Gambar Warna Intensitas Gambar Warna Intensitas
30’’ Kuning kehitaman +4 Hitam +6
1’ Kuning +4 Hitam +6
2’ Kuning +4 Hitam +6
3’ Kuning kehitaman +6 Hitam +6
5’ Coklat
+5 Hitam +6
10’ Coklat muda +3 Hitam +6
Setelah selesai masukan kedalam dus selama 15 menit
B. Kerja enzim amilase pada beberapa suhu lingkungan
1. Suhu 50
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Biru kehitaman +6 Biru
+1
2 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
4 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
6 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
8 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
10 Kuning kehitaman +5 Biru
+1
12 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
14 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
16 Hitam keunguan +4 Biru
+1
18 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
20 Hitam kebiruan +6 Biru
+1
22 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
24 Hitam keunguan +4 Biru
+1
26 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
28 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
30 Hitam kekuningan +5 Biru
+1
2. Suhu 150
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Biru kehitaman +6 Biru
+1
2
Hijau pekat +5 Biru
+1
4
Biru keunguan +4 Biru
+1
6
Hijau +5
Biru
+1
8
Hijau kekuningan +3 Biru
+1
10
Hijau pekat +5 Biru
+1
12
Hijau kekuningan +3 Biru
+1
14
Kuning kecokelatan +2 Biru
+1
16
Kuning keemasan (orange tua) +1 Biru
+1
18
Orange tua +1 Biru
+1
20
Orange tua +1 Biru
+1
22
Kuning keemasan +1 Biru
+1
24
Kuning keemasan +1 Biru
+1
26
Kuning keemasan +1 Biru
+1
28
Kuning keemasan +1 Biru
+1
30
Kuning keemasan +1 Biru
+1
3. Suhu 250
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Hitam kebiruan +6 Biru +1
2 Hitam kebiruan +6 Biru +1
4
Hitam keabuan +5 Biru +1
6
Hitam keabuan +5
Biru +1
8 Hitam keunguan +4 Biru +1
10
Hijau +3 Biru +1
12
Hijau +3 Biru +1
14
Hijau kekuningan +2 Biru +1
16
Hijau kekuningan +2 Biru +1
18
Orange +1 Biru +1
20
Orange +1 Biru +1
22
Orange +1
Biru +1
24
Orange +1 Biru +1
26
Orange +1 Biru +1
28
Orange +1 Biru +1
30
Orange +1 Merah Bata +2
4. Suhu 350
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Biru kehitaman +6 Biru +1
2
Biru keunguan +5 Biru +1
4 Biru kehitaman +6 Biru +1
6
Biru keunguan +5 Biru +1
8
Kuning +3 Biru +1
10
Kuning +3 Biru +1
12
Kuning +3 Biru +1
14
Kuning +3 Biru +1
16
Orange +2 Biru +1
18
Orange +2 Merah bata +2
20
Orange +2 Merah bata +2
22
Orange +2 Merah bata +2
24
Orange +2 Merah bata +2
26
Orange +2 Merah bata +2
28
Orange +2 Merah bata +2
30
Orange +2 Merah bata +2
5. Suhu 450
Menit
Ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Hitam kebiruan +6 Biru +1
2 Hitam kebiruan +6 Biru +1
4 Hitam kebiruan +6 Biru +1
6 Hitam kebiruan +6 Biru +1
8 Hitam kebiruan +6 Biru +1
10
Hitam kehijauan +6 Biru +1
12
Hitam kehijauan +5 Biru +1
14
Hitam kehijauan +5 Biru +1
16
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
18
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
20
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
22
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
24
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
26
Hitam kehijauan +5 Merah bata +2
28 Hitam keunguan +4 Merah bata +2
30 Hitam keunguan +4 Merah bata +2
6. Suhu 550
Menit ke- Uji Iod Uji Benedict
Perubahan Warna Intensitas Perubahan Warna Intensitas
0 Hitam kebiruan +6 Biru +1
2 Hitam kekuningan +5 Merah bata +2
4
Hitam kehijauan +4 Merah bata +2
6
Hitam kehijauan +4 Merah bata +2
8
Hitam kehijauan +4 Merah bata +2
10 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
12 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
14
Hitam kecokelatan +2 Merah bata +2
16 Hitam keungguan +3 Merah bata +2
18 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
20 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
22 Hitam keungguan +3 Merah bata +2
24 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
26 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
28 Hitam keungguan +3 Merah bata +2
30 Hitam keunguan +3 Merah bata +2
Ø Pertanyaan:
1. Apa
kegunaan uji iod dan Benadict?
2. Apakah
saliva itu? Kelenjar apa yang menghasilkannya, dan komponen apa saja yang
terkandung dalam saliva?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi aktifitas kerza enzim?
4. Apa
yang dimaksud dengan titik akromatis?
5. Berapa
suhu optimum kerja enzim amilase berdasarkan hasil percobaan? Bandingkan dengan
sumber literature!
Ø Jawaban:
1. Kegunaan
uji Iod adalah untuk mengatahui kandungan amilum (polisakarida) pada makanan
atau karbohidrat kandungannya. Begitupula dengan kegunaan uji Benedict
mengetahui kandungan glukosa (monosakarida)pada karbohidrat yang akan di uji.
Selain itu uji benedict juga di gunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine.
2. Saliva
adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke
dalam cavitas oral. Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan
anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan
dengan serum karena pada saliva penyusun utamanya adalah air. Komponen
anorganik terbanyak adalah sodium, potassium (sebagai kation), khlorida, dan
bikarbonat (sebagai anion-nya). Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi
protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin,
mucin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon
seperti testosteron dan kortisol.
3. Faktor
kerza enzim
a. Suhu,
semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat
b. pH,
pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya
c. Konsentrasi
substart, semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja
enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
d. Konsentrasi
enzim, semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim
e. Adanya
aktivator. Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim.
f. Adanya inhibitor, inhibitor merupakan zat yang
menghambat kerja enzim.
4. Titik
akromatis adalah titik dimana enzim tidak bereaksi lagi atau tidak terjadi lagi
perubahan warna. Titik ini berada pada titik perpotongan uji bnedict dan uji
iod.
5. Setelah
dibandingkan dengan suhu-suhu yang lainnya, Suhu optimum kerja enzim amilase
berdasarkan hasil percobaan yaitu pada suhu 350C. Hal ini hampir sama dengan
yang ada di literatur yang mana dalam literatur disebutkan bahwa suhu
bekerjanya enzim ada pada suhu 360C-370C. pada hewan berdarah panas termasuk
manusia adalah 370 C, dalam kerjanya pun enzim tidak dapat bekerja secara
optimal apabila suhu lingkungan terlalu rendah dan terlalu tinggi. Suhu optimum
pada aktivitas kerja enzim amilase merupakan suhu yang paling optimal pada
kerja enzim perubahan warna yang paling cepat berubah menjadi merah bata yaitu
pada suhu 550
VIII.
Kesimpulan
Dilihat
dari hasil tabel pengamatan terdapat perbedaan yang sangat jelas sekali untuk
pengujian Iodium pada Creaker yang dikunyah dan yang ditumbuk. Creaker yang
dikunyah mengalami beberapa perubahan warna, hal tersebut terjadi disebabkan
karena kerja enzim amilase di dalam mulut. Sedangkan Creaker yang ditumbuk
tidak mengalami perubahan warna disebabkan karena tidak adanya kerja enzim
amilase. Perubahan warna Creaker yang dikunyah terjadi pada menit ke 3, 4, 5,
dan menit ke 10, karena pada menit-menit tersebut larutan Iod dan enzim amilase
bereaksi, sehingga terjadi perubahan warna pada Creaker yang di kunyah dan
merubah kandungan polisakarida menjadi amilum. Sedangkan pada Creaker yang di
tumbuk tidak mengalami perubahan warna karena kandungan pada Creaker tetap
yaitu masih berbentuk Poli sakarida, walapun telah bercampur dengan larutan Iod
yaitu biru kehitaman, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya kerja enzim
amilase yang merubahnya. Anna Poedjiani, FM. Titin Suryatin. 2005.
Kegunaan
uji Iod adalah untuk mengatahui kandungan amilum (polisakarida) pada makanan
atau karbohidrat kandungannya. Begitupula dengan kegunaan uji Benedict
mengetahui kandungan glukosa (monosakarida)pada karbohidrat yang akan di uji.
Selain itu uji benedict juga di gunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine.
Anna Poedjiani, FM. Titin Suryatin. 2005.
Dalam
hal pencernaan, air liur berperan dalam membantu pencernaan karbohidrat.
Karbohidrat atau tepung sudah mulai dipecah sebagian kecil dalam mulut oleh
enzim ptyalin. Enzim dalam air liur itu memecah amylum menjadi disakarida
maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Air liur atau saliva sebagian besar
diproduksi oleh tiga kelenjar utama yakni kelenjar parotis, kelenjar sublingual
dan kelenjar submandibula. Volume air liur yang diproduksi bervariasi yaitu 0,5
– 1,5 liter setiap hari tergantung pada tingkat perangsangannya. (http://www.jakartapress.com/news/id/8350/Manfaat-Air-Liur.jp
07/10/09)
Enzim
adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul
zat-zat yang bereaksi, dengan demikian mempercepat reaksi ini. (http://andhikse.blogspot.com/2008/11/peran-enzim-amilase-pada-tubuh-manusia.html.
07/10/09.
Kerja enzim dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
1. Suhu
(temperatur)
Enzim tersusun oleh protein, sehingga
sangat peka terhadap suhu. Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada
molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat.
Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut
denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim.
Pada umumnya enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300 – 40
0C.
2. Derajat
keasaman (pH)
Perubahan pH dapat mempengaruhi
perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim, sehingga menghalangi sisi
aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim dapat bekerja baik pada pH
optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum yang berbeda. Sebagai contoh :
enzim amilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak basa), sedangkan pepsin bekerja
baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).
3. Aktivator
dan Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang
mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya, misalnya ion klorida yang
bekerja pada enzim amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat
ikatan enzim dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk
kompleks enzim-inhibitor
4. Konsentrasi
Enzim
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh
konsentrasi enzim, makin besar konsentrasi enzim makin tinggi pula kecepatan
reaksi, dengan kata lain konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan
reaksi.
5. Konsentrasi
Substrat
Peningkatan konsentransi substrat dapat meningkatkan
kecepatan reaksi bila jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua
enzim berikatan dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzimselanjutnya.(http://www.edukasi.net/mapok/mp_full.php?id=372&fname=materi3.html
07/10/09).
Saliva
adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke
dalam cavitas oral. Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan
anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan
dengan serum karena pada saliva penyusun utamanya adalah air. Komponen
anorganik terbanyak adalah sodium, potassium (sebagai kation), khlorida, dan
bikarbonat (sebagai anion-nya). Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi
protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin,
mucin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon
seperti testosteron dan kortisol.
Jika dilihat dari hasil pengamatan dan
percobaan pada beberapa suhu, maka akan dihasilkan titik akromatis pada menit ke
14 untuk suhu 350C dan pada menit ke 2 untuk suhu 450C pada uji Benedict dan
Iod. Tapi jika yang di gunakan adalah suhu 550C, maka titik akromatisnya adalah
pada ke 24. Titik akromatis adalah dimana enzim tidak bereaksi lagi atau tidak
terjadi lagi perubahan warna.
Karena enzim tersusun oleh protein, maka enzim sangat peka terhadap suhu. suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. suhu yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. pada umumnya enzim bekerja pada suhu 350-C-450C. Jika dibandingkan dengan lilteratur lain, kerja enzim pada kisaran suhu tersebut memang sama atau mencapai titik optimum pada kisaran suhu tersebut (suhu antara 350-450C)
Grafik Perbandingan
Karena enzim tersusun oleh protein, maka enzim sangat peka terhadap suhu. suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. suhu yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. pada umumnya enzim bekerja pada suhu 350-C-450C. Jika dibandingkan dengan lilteratur lain, kerja enzim pada kisaran suhu tersebut memang sama atau mencapai titik optimum pada kisaran suhu tersebut (suhu antara 350-450C)
Grafik Perbandingan
Jadi berdasarkan hasil percobaan suhu
optimum untuk kerja enzim amylase adalah kisaran suhu 300C-450C dan pada
kisaran suhu tersebut juga dapat terjadi titik akromatis. Karena jika melebihi
suhu tersebut dapat menyebabkan denaturasi dan suhu yang terlalu rendah juga
dapat menghanbat reaksi enzim.
Akan tetapi kami yang melakukan pengamatan mendapat beberapa kendala diantaranya adalah ketidak fokusan dalam bekerja kelompok, kurangna waktu untuk praktikum, kurangnya kerja sama antara kelompok praktikum yang satu dengan lainnya sehingga menyebabkan ketidak sesuaian antara teori dengan hasil praktikum yang diinginkan.
Akan tetapi kami yang melakukan pengamatan mendapat beberapa kendala diantaranya adalah ketidak fokusan dalam bekerja kelompok, kurangna waktu untuk praktikum, kurangnya kerja sama antara kelompok praktikum yang satu dengan lainnya sehingga menyebabkan ketidak sesuaian antara teori dengan hasil praktikum yang diinginkan.
Enzim yang termauk dalam kelompok hidrolase bekerja
sebagai katalis sbagai reaksi hidrolisis. ada tiga jenis hidrolase yaitu
pemecah ikatan ester, pemecah glikosida dan yang memecah ikatan peptide.
Sebagai contoh fosfatase adalah eznim yang dapat memecah ikatan fosfat pada
suatu senyawa, misalnya glukosa-6-fosfat dapat dipecah menjadi glukosa dan asam
fosfat. Enzim amylase dapat memecah ikatan-ikatan amilum hingga terbentuk
maltose. Ada tiga macam enzim amylase, yaitu α-amilase, β-amilase dan
γ-amilase. α-amilase terdapat pada saliva (ludah) dan pancreas. enzim ini
memecah ikatan 1-4 yang terdapat pada amilum dan disebut endoamilase sebab
enzim ini memecah bagianbagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. ( Anna Poedjiani,
FM Titin Suryatin. 2005).
IX.
DAFTAR
PUSTAKA
§ Campbell, N. A. 2000. Biologi Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Jakarta
§ Cartono,
M.Pd. 2004. Biologi Umum, Bandung : PRISMA PRESS.
§ Pelczar,
Michael J. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia.
§ Poedjiadi,
Anna dan Supriyatin, Titin. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas
Indonesia.
§ http://www.idonbiu.com/isoziumdancarakerjaenzim/diakses_2009/09/30.
http://www.id.wikipedia.org/wiki/enzimpencernaan.html.diakses_2009/09/30.
§ http://www.filzahazny.wordpress.com/../enzim-z/diakses_2009/10/07-21.54.
http://roypg.blogspot.com/2009/02/karbohidrat.html/diakses_2009/10/08-14.25
http://roypg.blogspot.com/2009/02/karbohidrat.html/diakses_2009/10/08-14.25
§ http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim_diakses-2009/10/08-14.12.
Hildayani,2009,aktivitas.enzim.amylase/http://www.21ildashiro.blogspot.com/diakses_2009/10/07-21.02.
0 komentar:
Posting Komentar